Powered By Blogger

Thursday 30 May 2013

CATATAN FOSIL

CATATAN FOSIL

Suksesi bentuk fosil disesuaikan dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keturunan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariotik sebagai nenek moyang kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang diketahui adalah prokariotik. Contoh lain adalah penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vertebrata yang berbeda-beda dalam catatan fosil.

Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian amphibia, diikuti oleh reptilia, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini disesuaikan dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu dalam waktu yang hampir sama memperkirakan bahwa semua kelas vertebrata akan muncul pertama kali pada catatan fosil adalm bebatuan dengan umur yang sama, namun kenyataannya berlawanan dengan apa yang sesunguhnya diamati oleh para ahli paleontologi.   

Pandangan Darwinian mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan evolusi. Para ahli palentologi menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan antara fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh serangkaian fosil mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran tulang yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari reptilian.

Reptilian Dimetrodon adalah hewan sinapsida awal, garis keturunan yang akhirnya akan menjadi mamalia. Morganucodon merupakan salah satu mamalia pertama. Perhatikan bahwa rahang bawah reptilian terdiri atas beberapa tulang yang menyatu. Pada mamalia rahang bawah tereduksi menjadi satu tulang saja, yaitu denatari. Selama pemodelan-ulang evolusioner tengkorak mamalia, satu tulang pada reptilia menjadi tiga tulang yang menghantarkan suara dari gendang telinga ke telinga bagian dalam. Tulang ini meningkatkan pendengaran dengan memperbesar suara.

Setiap tahun para paleontologi menemukan kaitan penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek moyangya. Pada beberapa tahun ini misalnya, para penelitu telah menemukan paus yang telah menjadi fosil, yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup di daratan.

Paus berkembang dari nenek moyangnya yang hidup di daratan, suatu transisi evolusioner yang meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli yang melakukan penggalian di Mesir menemukan paus yang sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Paus kuno tersebut adalah Basilosaurus yang sudah punah, paus tersebut sudah tidak menggunakan tungkainya untuk berjalan melainkan untuk berenang. Ahli paleontologi menemukan fosil paus yang lebih tua yakni Ambulocetus yang memiliki tungkai kaki yang lebih kuat dan kokoh (kemungkinan untuk berjalan dan berenang), fosil ini menunjukkan bahwa Ambulocetus mungkin hewan amphibian yang hidup di darat dan di air.

No comments:

Post a Comment