Powered By Blogger

Saturday 4 May 2013

KEMUNDURAN FASISME MENGHADAPI AGAMA


KEMUNDURAN FASISME MENGHADAPI AGAMA

Kebudayaan pagan fasistik yang menguasai Eropa surut dari panggung seiring berkembangnya agama Kristen pada abad ke-2 dan ke-3 M, pertama di Roma, dan kemudian ke seluruh Eropa. K epada masyarakat Eropa, agama Kristen membawa ciri-ciri etika mendasar dari agama sejati yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Isa. Eropa, yang pernah memandang suci kekerasan, konflik, dan pertumpahan darah, serta terdiri dari berbagai suku, ras dan negara-kota dan senantiasa saling memerangi, kini mulai mengalami perubahan penting.

1) Tak ada lagi perang antar ras dan suku : Dalam dunia pagan, semua suku dan ras bermusuhan dan saling memerangi tanpa henti. Setiap masyarakat pagan berperang atas nama dewa dan totem ciptaan mereka masing-masing. Dengan kedatangan agama Kristen, muncullah kepercayaan, kebudayaan, dan bahkan bahasa yang tunggal di Eropa secara keseluruhan, sehingga konflik-konflik di dunia pagan berakhir.

2) Alih-alih kekerasan, perdamaian dan kasih sayang mulai dianggap suci: Dalam masyarakat pagan, mengobarkan pertumpahan darah, penderitaan, dan penyiksaan di pandang sebagai tindakan heroik yang menyenangkan dewa-dewa perangkhayalan. Namun, di bawah naungan agama Kristen masyarakat Eropa memahami bahwa manusia harus saling menyayangi dan mengasihi (bahkan kepada musuh mereka), dan menumpahkan darah adalah dosa besar di mata Tuhan.

3) Tak lagi menganggap manusia sebagai spesies hewan: Bangsa Sparta yang menganggap ksatria-ksatria mereka setara dengan anjing penjaga adalah perpanjangan dari kepercayaan animis yang tersebar di masyarakat pagan. Animisme menganggap alam dan binatang berjiwa. Menurut animisme, tidak ada perbedaan antara manusia dan hewan, atau bahkan tumbuhan. Tetapi saat agama mulai tampil ke muka, takhyul ini menghilang, dan masyarakat Eropa menyadari bahwa manusia diberi Tuhan jiwa, dan sangat berbeda dengan binatang, sehingga tidak dapat mengikuti hukum yang sama.

Ketiga aspek paganisme ini rasisme, pertumpahan darah, dan menyamakan manusia dengan binatang juga merupakan karakteristik dasar fasisme. Di Eropa, aspek-aspek ini ditaklukkan oleh agama Kristen. Di Timur Tengah, kemenangan yang sama diraih agama Islam atas paganisme Arab. Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Arab (dan masyarakat Timur Tengah serta Asia Tengah lainnya) adalah kaum yang gemar berperang, haus darah, dan rasis. Kebiadaban orang Sparta membuang anak-anak yang tak diharapkan hingga mati diikuti oleh kaum pagan Arab, dalam bentuk mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan mereka. Al Quran menyebutkan praktik biadab ini: (QS. 81: 8-9) (QS. 43: 17)

Kebudayaan bangsa Arab, Timur Tengah serta Asia Tengah lainnya, baru berubah menjadi masyarakat yang damai, beradab, cerdas, dan anti-pertumpahan darah setelah mereka diterangi cahaya Islam. Dengan demikian, mereka terbebaskan dari perang-perang antarsuku yang kuno dan kekejaman badui, dan menemukan perdamaian serta kemantapan dalam agama Islam.

No comments:

Post a Comment